PT Medha Digisolusindo Corp

Menteri Pariwisata Dampingi Ibu Negara Prancis  dalam “Spouse Program” ke Museum Nasional dan Borobudur

4. Museum Nasional Diubah Menjadi Galeri L’Art Botanique du Paradis oleh Didit Hediprasetyo Museum Nasional selama kunjungan Ibu...

Menteri Pariwisata

4. Museum Nasional Diubah Menjadi Galeri L’Art Botanique du Paradis oleh Didit Hediprasetyo

Museum Nasional selama kunjungan Ibu Negara Prancis didesain dengan sentuhan elegan dan bernilai seni tinggi (haute couture). Hal ini dikarenakan Kunjungan Presiden Macron dan Ibu Negara ke Indonesia dilakukan dalam rangka merayakan 75 tahun hubungan diplomasi Indonesia dan Prancis.

Dalam perayaan ini, Yayasan Didit Hediprasetyo mengadakan L’Art Botanique du Paradis, sebuah pameran imersif desain interior, mode, dan seni kontemporer oleh seniman dan desainer terbaik Indonesia seniman dan desainer terbaik. 

Diselenggarakan di Museum Nasional Indonesia, pameran unik ini mengubah  tempat bersejarah menjadi lima ruangan yang berbeda, dikuratori secara artistik dengan menampilkan kerajinan Indonesia yang beragam kerajinan, kekayaan botani, dan kepekaan desain.

Setiap ruangan mencerminkan sebuah narasi puitis, yang dibentuk oleh warisan budaya dan alam negara—melalui tekstil, mode, desain interior, patung, dan seni rupa. Tenun Rosé Lounge oleh Vivianne Faye menawarkan sebuah tribut romantis untuk seni tenun songket, di mana tradisi dibalut dalam kehangatan, feminitas, dan keanggunan yang ceria. Dalam Tropical Tranquil, Roland Adam menciptakan sebuah suasana tenang  pertemuan antara alam dan sejarah, di mana dedaunan tropis bertemu batu suci dalam keheningan harmoni.

Wastra oleh Joke Roos adalah penghormatan kontemporer terhadap batik, menjembatani warisan dan modernitas melalui tekstur, ritme, dan pengendalian diri. The Soul Gallery, dirancang oleh Prasetio Budhi, menghadirkan ruang gelap dan introspektif di mana bentuk-bentuk leluhur dan seni modern mencerminkan kedalaman jiwa budaya Indonesia.

Terakhir, Bisikan Tropis karya Amalya Hasibuan mengundang pengunjung ke dalam dialog puitis antara seni dan lanskap, di mana alam melembutkan ingatan dan desain bernafas dalam keheningan. Kamar-kamar ini dihidupkan melalui perpaduan tekstil batik dan tenun, perabotan artisanal perabotan, dan artefak langka yang dikurasi dari seluruh kepulauan Indonesia—menawarkan sebuah pandangan imersif dan kontemporer tentang masa lalu, masa kini, dan masa depan Indonesia.

Melengkapi elemen-elemen ini, beberapa kamar juga menampilkan objek dan peralatan rumah tangga milik pribadi oleh rumah-rumah ikonik maison Prancis seperti Hermès dan Louis Vuitton, melambangkan persimpangan halus antara estetika Indonesia dan Prancis.

“Pameran ini adalah penghormatan tulus kami kepada para pengrajin Indonesia dan jembatan budaya yang telah kami jalin dengan Prancis.” telah dipelihara dengan Prancis selama 75 tahun,” kata Didit Hediprasetyo, pendiri Yayasan Didit Hediprasetyo.

Didit menambahkan,”Ini adalah undangan untuk merasakan semangat Indonesia melalui ruang-ruang” yang menghidupkan seni, desain, dan tradisi.”

Pameran ini juga didukung oleh Kementerian Pariwisata Republik Indonesia,  yang mengakui peran penting diplomasi budaya. “Indonesia adalah tanah cerita, yang diceritakan bukan hanya melalui kata-kata, tetapi melalui desain, tekstil, dan tradisi. Pameran ini menawarkan sebuah sekilas tentang keindahan dan kedalaman yang menanti pengunjung ke kepulauan kita. Saat kami menyambut Teman-teman Prancis, kami bangga untuk berbagi ungkapan budaya dan keramahan kami ini,” kata Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana.